Desa Kalijaga Timur merupakan pemerintahan Desa di wilayah Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Sebelumnya Desa Kalijaga Timur adalah merupakan pemerintahan desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa dan berada pada wilayah administratif Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Desa Kalijaga Timur terbentuk dari hasil pemekaran pemerintahan Desa Kalijaga yang dimekarkan pada Tahun 2003 menjadi 3 (tiga) desa yaitu ; Desa Kalijaga, Desa Kalijaga Selatan dan Desa Kalijaga Timur yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Desa.
Sejak berdirinya pada tahun 2003 sampai dengan sekarang Desa Kalijaga Timur dipimpin oleh Kepala Desa. Adapun nama-nama Kepala Desa yang menjabat pada tahun 2004 sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut :
- Periode I. Dari Tanggal 1 Maret 2003 s/d Tanggal 03 Maret 2005 dipimpin oleh Lalu Syamsul Hakim sebagai Pejabat Sementara
- Periode II. Dari Tanggal 3 Maret 2005 s/d 2023 dipimpin oleh Abdul Manan, SH sebagi Kepala Desa Definitif sesuai dengan PERDA Nomor : 5 TAHUN 2004 Tanggal 28 Juni 2004.
- Periode III Dari Tanggal 17 April 2023 sampai dengan Sekarang di Pimpin oleh HISWATON, S.Pd sebagai Kepala Desa Definitf sesuai dengan Nomor Surat Keputusan Bupati Lombok Timur 188/45/138/PMD/2023
Pada tahun 2005 Desa Kalijaga Timur sudah sah menjadi Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 2 tahun 1980 tanggal 10 Maret 1980 tentang pedoman pembentukan, pemecahan, penyatuan dan penghapusan Desa dan diperkuat dengan PERDA Nomor : 5 TAHUN 2004 Tanggal 28 Juni 2004.
2.1.2 TOPOGRAFI DAN MONOGRAFI DESA
Keadaan iklim Desa Kalijaga Timur termasuk beriklim tropis, dan terdapat 2 (Dua) musim, yaitu :
- Musim Hujan,dan
- Musim Kemarau.
Yang biasanya musim kemarau lebih panjang dari musim penghujan (bulan Mei-Desember). Suhu udara Desa Kalijaga Timur berkisar antara 280 s/d 340 C, curah hujan rata-rata 186 mm/tahun.
- Geografi
Desa Kalijaga Timur adalah salah satu dari 14 (Empat Belas) desa yang ada di Kecamatan Aikmel. Terletak di bagian timur dari wilayah Kecamatan Aikmel dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Desa Mamben Daya – Desa Bagek Nyaka santri
- Sebelah Barat : Desa Aikmel
- Sebelah Timur : Desa mamben Baru
- Sebelah Selatan : Desa Kalijaga Baru – Desa Kalijaga Selatan
Orbitasi atau jarak sebagai berikut:
Desa Kalijaga Timur, terletak pada radius 5 km. dari pusat pemerintahan kecamatan adalah :
- Ibu Kota Kecamatan : 5 Km
- Ibu Kota Kabupaten : 21 Km
- Ibu Kota Propinsi : 60 Km
- Keadaan Sosial
Potensi sumberdaya alam di Desa Kalijaga Timur meliputi sumber daya alam non hayati yaitu : air, lahan, udara , sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu perkebunan, Pertanian.
Khususnya tataguna dan intesifikasi lahan yang ada di Desa Kalijaga Timur sbb :
|
Luas permukiman
|
25,93 Ha / m2
|
|
Luas persawahan
|
133,15 Ha / m2
|
|
Luas perkebunan
|
56,71 Ha / m2
|
|
Luas kuburan
|
3,95 Ha / m2
|
|
Perkantoran
|
0,50 Ha / m2
|
|
Luas prasarana umum lainnya
|
15,28 Ha / m2
|
|
Total luas
|
235,52 Ha / m2
|
|
TANAH KERING
|
|
|
Tegal / lading
|
14,48 Ha / m2
|
|
Total Luas
|
14,48 Ha / m2
|
|
|
|
|
TANAH PERKEBUNAN
|
|
|
Tanah perkebunan prorangan
|
56,71 Ha / m2
|
|
Total Luas
|
56,71 Ha / m2
|
|
|
TANAH FASILITAS UMUM
|
|
|
Kas Desa / Kelurahan :
|
0,36 Ha / m2
|
|
Lapangan olahraga
|
10,03 Ha / m2
|
|
Perkantoran pemerintah
|
0,50 Ha / m2
|
|
Tempat pemakaman desa / umum
|
3,95 Ha / m2
|
|
Tempat pembuangan sampah
|
0,08 Ha / m2
|
|
Bangunan sekolah / perguruan tinggi
|
2,79 Ha / m2
|
|
Jalan
|
9,62 Ha / m2
|
- Iklim
|
Curah hujan
|
100 – 120 mdl
|
|
Jumal bulan hujan
|
6 Bulan
|
|
Kelembapan
|
24°C
|
|
Suhu rata-rata harian
|
23 ° - 34 °
|
|
Tinggi tempat dari permukaan laut
|
180 – 200 mdl
|
|
……………………….
|
|
- Jenis dan kesuburan tanah
|
Warna tanah (sebagian besar)
|
Abu-abu
|
|
Tekstur tanah
|
Pasiran / debuan
|
|
Tngkat kemiringan tanah
|
3 Derajat
|
|
Lahan kritis
|
11,27 Ha / m2
|
|
Lahan terlantar
|
7,65 Ha/m2
|
|
……………………………..
|
|
|
Tingkat erosi tanah
|
|
|
Luas tanah erosi ringan
|
- Ha / m2
|
|
Luas tanah erosi sedang
|
- Ha / m2
|
|
Luas tanah erosi berat
|
- Ha / m2
|
|
Luas tanah yang tidak ada rosi
|
- Ha / m2
|
- Topografi
|
Bentang wilayah
|
|
|
|
Desa / kelurahan dataran rendah
|
Ya
|
17,15 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan berbukit – bukit
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan dataran tinggi / pegunungan
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan leering gunrung
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan tepi pantai / pesisir
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan rawa
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kleurahan kawasa gambut
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan aliran sungai
|
Ya
|
11,12 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan bantaran sungai
|
ya
|
4,93 Ha / m2
|
|
…………………………………………………
|
|
|
|
Letak
|
|
|
|
Desa / kelurahan kawasa perkantoran
|
Ya
|
0.50 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan pertokoan / bisnis
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan campuran
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan industri
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kepulauan
|
Ya
|
5,47 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan patai / pesisir
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan hutan
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan taman suaka
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan kawasan wisata
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan perbatasan dengan Negara lain
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan perbatasan dengan provinsi lain
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan perbatasan dengan kabupaten lain
|
Tidak
|
-Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan perbatasan antar kecamatan lain
|
ya
|
10,79 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan Das / bantaran sungai
|
Ya
|
4,93 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan rawan banir
|
Ya
|
33,2Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan bebas banjir
|
Ya
|
216,8 Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan potensial tsunami
|
Tidak
|
- Ha / m2
|
|
Desa / kelurahan rawan jalur gema bumi
|
Tidak
|
- Ha / m2
|
|
|
|
|
|
Orbitasi
|
|
|
|
Jarak ke ibu kota kecamatan
|
5 Km
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan bermotor
|
0,15 Jam
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan kaki atau berkendaraan bermotor
|
1,15 Jam
|
|
Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan
|
234 Unit
|
Ada
|
|
Jarak ke ibu kota kabupaten / kota
|
21 Km
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan kendaraan bermotor
|
1,05 Jam
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabuaten degan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
|
5,25 Jam
|
|
Kendaraan umum ke ibu kota kabupaten / kota
|
210 Unit
|
Ada
|
|
Jarak ke ibu kota provinsi
|
60 Km
|
|
Lama jarak temuh ke ibu kota provinsi dengan kendaraan bermotor
|
2,3 Jam
|
|
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor
|
24,15 Jam
|
|
Kendaraan umum ke ibu kota provinsi
|
- Unit
|
Ada
|
| |
|
|
|
- PERTANIAN
- 1. TANAMAN PANGAN
- Pemilikan Lahan pertanian Tanaman Pangan
|
Jumlah keluarga memiliki tanah pertanian
|
582 Keluarga
|
|
Tidak memiliki
|
701 Keluarga
|
|
Memiliki kurang 10 ha
|
562 Keluarga
|
|
Memiliki 10 – 50 ha
|
- Keluarga
|
|
Memiliki 50 – 100 ha
|
- Keluarga
|
|
Mimiliki lebih dari 100 ha
|
- Keluarga
|
|
Jumlah total keluarga petani
|
360 Keluarga
|
- Luas Tanaman Pangan Menurut Komoditas Pada Tahun Ini
|
Jagung
|
73,74 Ha / m2
|
13 Ton / Ha
|
|
Kacang kedelai
|
13,38 Ha / m2
|
1,5 Ton / Ha
|
|
Kacang tanah
|
15,43 Ha / m2
|
18,9 Ton / Ha
|
|
Kacang panjang
|
5,97 Ha / m2
|
4 Ton / Ha
|
|
Kacang mede
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Dakang merah
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Padi sawah
|
Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Padi ladang
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Ubi kayu
|
9,25-Ha / m2
|
25 Ton / Ha
|
|
Ubi jalar
|
2,63 Ha / m2
|
19 Ton / Ha
|
|
Cabe
|
28,49 Ha / m2
|
8 Ton / Ha
|
|
Bawang merah
|
12,13 Ha / m2
|
7 Ton / Ha
|
|
Bawang putih
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Tomat
|
25,56 Ha / m2
|
20 Ton / Ha
|
|
Sawi
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Kentang
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Kubis
|
1,55 Ha / m2
|
25 Ton / Ha
|
|
Mentimun
|
11,71 Ha / m2
|
23 Ton / Ha
|
|
Buncis
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Broccoli
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Terong
|
3,75 Ha / m2
|
8,2 Ton / Ha
|
|
Bayam
|
2,91 Ha / m2
|
26 Ton / Ha
|
|
Kagkung
|
1,51 Ha / m2
|
28 Ton / Ha
|
|
Kacang tumis
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Umbi-umbian lain
|
0,47 Ha / m2
|
18 Ton / Ha
|
|
Selada
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Talas
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Wortel
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
Tumpang sari
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
……………………..
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
|
……………………..
|
-Ha / m2
|
-Ton / Ha
|
Potensi Peternakan dan Perikanan
|
No
|
Komoditas
|
Produksi / Tahun
|
|
2019
|
2020
|
Sd 2025
|
|
1
|
Peternakan
|
|
|
|
|
|
- Sapi
|
419
|
400
|
393
|
|
|
- Kerbau
|
-
|
-
|
-
|
|
|
- Kambing
|
51
|
70
|
127
|
|
|
- Ayam
|
303
|
572
|
703
|
|
2
|
Perikanan
|
|
|
|
|
|
- Keramba
|
-
|
-
|
-
|
|
|
- Tambak
|
-
|
-
|
-
|
|
|
- Empang
|
-
|
-
|
-
|
Kondisi Infrastruktur Perhubungan
Kondisi Infrastruktur Irigasi
|
No.
|
Uraian
|
Kondisi
|
Jumlah
|
|
Baik
|
Rusak
|
|
1.
|
Saluran Primer
|
-
|
3.000 M
|
3.000 M
|
|
2.
|
Saluran Skunder
|
-
|
7.000 M
|
7.000 M
|
|
3.
|
Saluran Tersier
|
-
|
-
|
-
|
Kondisi Infrastruktur Permukiman
|
No.
|
Uraian
|
2018
|
2019
|
Sd 2025
|
|
1.
|
Rumah Tidak Sehat
|
- KK
|
- KK
|
- KK
|
|
2.
|
Rumah Tidak Layak Huni
|
151 unit
|
120 unit
|
49 unit
|
Sumber daya air di Desa Kalijaga Timur terdiri dari air tanah (akifer) termasuk mata air dan air permukaan. Berdasarkan atas besaran curah hujan pertahun dan evapotranspirasi tahunan yang akan berpengaruh terhadap air meteorologis sesuai dengan gradasi sebaran curah hujan.
2.1.3 STATUS DESA DALAM IDM
Indeks Desa Membangun adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa.
Indeks Desa Membangun disusun untuk mendukung upaya Pemerintah dalam menangani pengentasan Desa Tertinggal dan peningkatan Desa Mandiri, untuk itu tujuan dari Indek Desa Membangun adalah menetapkan status kemajuan dan kemandirian Desa; dan menyediakan data dan informasi dasar bagi pembangunan Desa.
Indeks Komposit sebagai informasi dasar bagi Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud terbagi atas ;
- Indeks Ketahanan Sosial (IKL), terdiri atas dimensi Modal Sosial, Kesehatan, Pendidikan dan Permukiman.
- Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), terdiri atas dimensi Ekonomi; dan
- Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL), terdiri atas dimensi Ekologi.
Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasar konsepsi bahwa Desa untuk maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi dan kemampuan Desa untuk mensejahterakan kehidupan Desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Dalam konteks dinamika Desa, perubahan sosial, ekonomi dan ekologi Desa yang terjadi tidaklah berdiri sendiri. Proses perubahan melibatkan banyak dimensi (multidimensi), tidak hanya Desa sebagai “unit wilayah” tetapi juga keterkaitan antar Desa, maupun pengaruh dari kluster yang lebih luas seperti kawasan, regional, nasional bahkan global. Perubahan demografi, peningkatan ataupun penurunan jumlah penduduk tidaklah semata-mata aspek ekonomi (faktor urbanisasi, misalnya) melainkan juga melibatkan aspek aspek sosial, seperti nilai-nilai budaya, atau situasi ekologi (lingkungan) yang sulit menopang kehidupan sehari-hari bagi penduduk.
Dari penilaian masing-masing Indikator komposit sesuai dengan kondisi masing-masing Desa, ada 5 jenis Status Desa dalam Indeks Desa Membangun yakni :
- Desa Mandiri atau yang disebut Desa Sembada adalah Desa Maju yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa dengan ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan;
- Desa Maju atau yang disebut Desa Pra-Sembada adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan.
- Desa Berkembang atau yang disebut Desa Madya adalah Desa potensial menjadi Desa Maju, yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi kemiskinan.
- Desa Tertinggal atau yang disebut Desa Pra-Madya adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau kurang mengelolanya dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
- Desa Sangat Tertinggal atau yang disebut Desa Pratama adalah Desa yang mengalami kerentanan karena masalah bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial sehingga tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
Berdasarkan data dasar yang diperoleh dilapangan atas kondisi Indeks Desa Membangun Desa Kalijaga Timur, untuk Tahun 2025 Desa Kalijaga Timur masuk kategori Desa Maju, dengan nilai IKS = 0,869, IKE = 0.767, IKL = 0.8, sehingga total IDM Desa Kalijaga Timur = 0.8177. Desa Mandiri adalah Desa yang memiliki Indeks Desa Membangun lebih besar (>) dari 0,8155.